Aplikasi Kontrol Garasi - Infrared dan PIR dengan Motor AC dan LED
- Untuk mengetahui pengertian sensor Infrared dan PIR
- Untuk mengetahui fungsi komponen yang digunakan
- Untuk mengetahui grafik respon sensor Infrared dan PIR
- Untuk dapat membuat rangkaian aplikasi gabungan sensor Infrared dan PIR
- Untuk mengetahui prinsip kerja gabungan sensor Infrared dan PIR

Gambar 2.1. Baterai
Baterai
merupakan sebuah alat yang mengubah energi kimia yang tersimpan menjadi
energi listrik. Pada percobaan kali ini, baterai berfungsi sebagai
sumber daya.
2. Resistor

Gambar 2.2. Resistor
Resistor
memiliki nilai resistansi atau hambatan yang berfungsi untuk menghambat
dan mengatur arus listrik yang mengalir dalam rangkaian. Resistor
memiliki dua pin untuk mengukur tegangan listrik dan arus listrik,
dengan resistansi tertentu yang dapat menghasilkan tegangan listrik di
antara kedua pin. Nilai tegangan terhadap resistansi berbanding lurus
dengan arus yang mengalir.
3. Alternator/Vsine

Gambar 2.3. Alternator
Alternator pada rangkaian sebagai gambaran dari listrik AC dari pusat penyedia listrik.
4. Relay

Gambar 2.4. Relay
Prinsip kerja dari relay yaitu ketika arus mengalir ke relay maka relay terhubung, sedangkan ketika arus tidak ada, maka relay akan terputus.
5. Diode

Gambar 2.5. Diode
Dioda
adalah komponen aktif dua kutub yang bersifat semikonduktor yang
memperbolehkan arus listrik mengalir ke saru arah dan menghambat aliran
arus listrik dari arah sebaliknya.

Gambar 2.6. Motor AC
Motor listrik yang memerlukan suplai tegangan arus AC pada kumparan medan untuk diubah menjadi energi gerak mekanik.
7. Transformator

Gambar 2.7. Trafo
Transformator atau
sering disingkat dengan istilah Trafo adalah suatu alat listrik yang
dapat mengubah taraf suatu tegangan AC ke taraf yang lain.
8. LED

Gambar 2.8. LED
Light Emitting Diode atau LED merupakan sebuah komponen yang menghasilkan cahaya monokromatik ketika diberi tegangan. LED terbuat dari semikonduktor dan perbedaan warna yang dihasilkan disebabkan perbedaan bahan semikonduktor yang digunakan.
9. Sensor Infrared

Gambar 2.9. Infrared
10. Sensor PIR

Gambar 2.10. PIR
3. Dasar Teori [kembali]
A. Pengertian Infrared

Gambar 3.1. Infrared
Infra red (IR) detektor atau sensor infra merah adalah komponen elektronika yang dapat mengidentifikasi cahaya infra merah (infra red, IR). Sensor infra merah atau detektor infra merah saat ini ada yang dibuat khusus dalam satu modul dan dinamakan sebagai IR Detector Photomodules. IR Detector Photomodules merupakan sebuah chip detektor inframerah digital yang di dalamnya terdapat fotodiode dan penguat (amplifier).
Konfigurasi pin infra red (IR) receiver atau penerima
infra merah tipe TSOP adalah output (Out), Vs (VCC +5 volt DC), dan
Ground (GND). Sensor penerima inframerah TSOP ( TEMIC Semiconductors
Optoelectronics Photomodules ) memiliki fitur-fitur utama yaitu
fotodiode dan penguat dalam satu chip, keluaran aktif rendah, konsumsi
daya rendah, dan mendukung logika TTL dan CMOS. Detektor infra merah
atau sensor inframerah jenis TSOP (TEMIC Semiconductors Optoelectronics
Photomodules) adalah penerima inframerah yang telah dilengkapi filter
frekuensi 30-56 kHz, sehingga penerima langsung mengubah frekuensi
tersebut menjadi logika 0 dan 1. Jika detektor inframerah (TSOP)
menerima frekuensi carrier tersebut, maka pin keluarannya akan berlogika
0. Sebaliknya, jika tidak menerima frekuensi carrier tersebut, maka
keluaran detektor inframerah (TSOP) akan berlogika 1.
Sensor
PIR (Passive Infra Red) adalah sensor yang digunakan untuk mendeteksi
adanya pancaran sinar infra merah. Sensor PIR bersifat pasif, artinya
sensor ini tidak memancarkan sinar infra merah tetapi hanya menerima
radiasi sinar infra merah dari luar.
Sensor ini biasanya digunakan dalam perancangan detektor gerakan berbasis PIR. Karena semua benda memancarkan energi radiasi, sebuah gerakan akan terdeteksi ketika sumber infra merah dengan suhu tertentu (misal: manusia) melewati sumber infra merah yang lain dengan suhu yang berbeda (misal: dinding), maka sensor akan membandingkan pancaran infra merah yang diterima setiap satuan waktu, sehingga jika ada pergerakan maka akan terjadi perubahan pembacaan pada sensor.
Sensor PIR terdiri dari beberapa bagian yaitu :

Gambar 3.2. PIR
Sensor ini biasanya digunakan dalam perancangan detektor gerakan berbasis PIR. Karena semua benda memancarkan energi radiasi, sebuah gerakan akan terdeteksi ketika sumber infra merah dengan suhu tertentu (misal: manusia) melewati sumber infra merah yang lain dengan suhu yang berbeda (misal: dinding), maka sensor akan membandingkan pancaran infra merah yang diterima setiap satuan waktu, sehingga jika ada pergerakan maka akan terjadi perubahan pembacaan pada sensor.
Sensor PIR terdiri dari beberapa bagian yaitu :
1. Fresnel Lens
Lensa
Fresnel pertama kali digunakan pada tahun 1980an. Digunakan sebagai
lensa yang memfokuskan sinar pada lampu mercusuar. Penggunaan paling
luas pada lensa Fresnel adalah pada lampu depan mobil, di mana mereka
membiarkan berkas parallel secara kasar dari pemantul parabola dibentuk
untuk memenuhi persyaratan pola sorotan utama. Namun kini, lensa Fresnel
pada mobil telah ditiadakan diganti dengan lensa plain polikarbonat.
Lensa Fresnel juga berguna dalam pembuatan film, tidak hanya karena
kemampuannya untuk memfokuskan sinar terang, tetapi juga karena
intensitas cahaya yang relative konstan diseluruh lebar berkas cahaya.
2. IR Filter
IR
Filter dimodul sensor PIR ini mampu menyaring panjang gelombang sinar
infrared pasif antara 8 sampai 14 mikrometer, sehingga panjang gelombang
yang dihasilkan dari tubuh manusia yang berkisar antara 9 sampai 10
mikrometer ini saja yang dapat dideteksi oleh sensor. Sehingga Sensor
PIR hanya bereaksi pada tubuh manusia saja.
3. Pyroelectric Sensor
Seperti
tubuh manusia yang memiliki suhu tubuh kira-kira 32 derajat celcius,
yang merupakan suhu panas yang khas yang terdapat pada lingkungan.
Pancaran sinar inframerah inilah yang kemudian ditangkap
oleh Pyroelectric sensor yang merupakan inti dari sensor PIR ini
sehingga menyebabkan Pyroelectic sensor yang terdiri dari galium
nitrida, caesium nitrat dan litium tantalate menghasilkan arus listrik.
Mengapa bisa menghasilkan arus listrik? Karena pancaran sinar inframerah
pasif ini membawa energi panas. Material pyroelectric bereaksi
menghasilkan arus listrik karena adanya energi panas yang dibawa oleh
infrared pasif tersebut. Prosesnya hampir sama seperti arus listrik yang
terbentuk ketika sinar matahari mengenai solar cell.
4. Amplifier
Sebuah sirkuit amplifier yang ada menguatkan arus yang masuk pada material pyroelectric.
5. Komparator
Setelah dikuatkan oleh amplifier kemudian arus dibandingkan oleh komparator sehingga mengahasilkan output.

Gambar 3.3. Diagram Block Sensor Infrared
a.. Infrared

Gambar 4.1. Grafik Infrared
Dari grafik tersebut, semakin dekat jarak antara objek dengan infrared, maka semakin besar resistansi yang dihasilkan infrared.
b.. PIR
1. Respon terhadap arah, jarak, dan kecepatan

Gambar 4.2. Grafik Pir terhadap arah , jarak, dan kecepatan
Pada
grafik tersebut ; (a) Arah yang berbeda mengasilkan tegangan yang
bermuatan berbeda ; (b) Semakin dekat jarak objek terhadap sensor PIR,
maka semakin besar tegangan output yang dihasilkan ; (c) Semakin cepat
objek bergerak, maka semakin cepat terdeteksi oleh sensor PIR karena
infrared yang ditimbulkan dengan lebih cepat oleh objek semakin mudah
dideteksi oleh PIR, namun semakin sedikit juga waktu yang dibutuhkan
karena sudah diluar jangkauan sensor PIR.
2. Respon terhadap suhu

Gambar 4.3. Grafik PIR terhadap suhu
Dari
grafik, didapatkan bahwa suhu juga mempengaruhi seberapa jauh PIR dapat
mendeteksi adanya infrared dimana semakin tinggi suhu disekitar maka
semakin pendek jarak yang bisa diukur oleh PIR.
Tegangan
dari alternator sebesar 220V mengalir ke trafo yang kemudian mengubah
taraf tegangan AC menjadi 24V. Kemudian mengalir ke dioda. Ketika pada
infrared berlogika satu, maka tegangan dari VCC infrared megalir ke
relay RL1 sehingga mengaktifkan RL1 dan tegangan pada dioda dapat
melalui relay dan menuju motor sehingga motor pun gerak. Selain itu,
tegangan VCC infrared juga mengalir ke RL4 sehingga mengaktifkan relay
dan tegangan dari baterai akan mengalir ke LED dan LED pun hidup.
Begitupun prinsip kerja PIR, ketika berlogika 1 maka motor bergerak dan
mengaktifkan LED.

Gambar 6.1 Rangkaian aplikasi kontrol garasi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar